BANYUWANGI - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Pemerintah Jerman memasukkan Banyuwangi sebagai nominator penerima dana hibah pengelolaan sampah modern. Apabila lolos, Banyuwangi bakal memiliki tempat pengelolaan sampah akhir (TPA) modern berteknologi terkini.
Pembahasan rencana hibah itu dilakukan saat Tim Advance Solid Waste Management Programme for Selected Cities and Regencies in Indonesia (ASWM ERCI2) yang diwakili Senior Financial & Economic Expert Edward David Woodward dan Financial & Economic Expert Djaka Soeprijo bertemu Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Rabu (13/2).
Djaka Soeprijo mengatakan, program ini memberikan hibah kepada daerah terpilih untuk membangun pengelolaan sampah bersistem Sanitary Landfill yang modern.
“Banyuwangi masuk seleksi, karena tidak lepas dari banyaknya kemajuan di kabupaten ini. Dari seleksi berbagai daerah di Indonesia, kini tinggal 6 kabupaten/kota. Sekarang adalah penilaian akhir untuk menentukan 4 kota/kabupaten yang akan menerima dana hibah total 150 juta euro,” terang Djaka.
Banyuwangi berhasil masuk enam besar karena dinilai memiliki sistem tata kelola pengelolaan sampah. Banyuwangi juga telah menyediakan lahan untuk merealisasikan rencana perluasan tempat pembuahan sampah akhir (TPA) yang saat berada di wilayah Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro.
”Selain itu, untuk kriteria sosial masyarakat, Banyuwangi nilainya paling bagus dibanding daerah lain. Yakni adanya kesadaran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah,” ujar Djaka.
Untuk penilaian tahap akhir ini, kata Djaka, penilaiannya akan lebih detail, misalnya terkait kelengkapan sertifikasi lahan TPA dan sejauh mana komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program.
“Karena nantinya pengelolaan TPA tidak akan sama seperti yang sebelumnya. Tata kelola mulai pengangkatan sampah, pembuangan, sortir, pengolahan, pengompasan akan dilakukan dengan sistem yang tertata. Juga tidak menutup kemungkinan menggunakan teknologi untuk mengolah sampah menjadi energi,” bebernya.
Djaka menambahkan, daerah penerima dana hibah akan mendapatkan pendampingan ahli profesional dari hulu sampai hilir. Mulai sosialisasi, regulasi, naskah akademis, bidang hukum seperti penetapan regulasi tarif persampahan, pelatihan pengolahan sampai perangkat teknologi pengolahannya.
“Program ini akan berjalan lima tahun dan akan kita evaluasi kelanjutannya. Untuk daerah terpilih akan mendapatkan dana yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko menyampaikan terima kasih karena Banyuwangi dimasukkan dalam nominasi program tersebut. Terlebih, saat ini Banyuwangi sedang menyiapkan pembangunan TPA baru sebagai pengganti TPA Bulusan. Lokasi TPA baru itu berada di Kecamatan Wongsorejo seluas 12 hektar.
“Program ini sangat tepat karena masuk prioritas yang sedang kami kerjakan. Dengan dana hibah, tentu semakin cepat untuk mewujudkan pengelolaan sampah dengan sistem yang lebih modern,” kata Yusuf. (*)